Membangun Keterampilan Sosial-Emosi Anak Bersama Keluarga di Rumah, Bagaimana Caranya?
Stimulasi sosial dan emosi pada masa kanak-kanak memiliki dampak pada perilaku anak di masa depan

Sumber : Freepik/Senivpetro
Masa kanak-kanak merupakan kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan bagi orang tua untuk mengantarkan perkembangan anak secara optimal sebelum memasuki masa remaja, hingga ke tahap dewasa. Salah satu perkembangan yang penting untuk diperhatikan pada masa kanak-kanak yaitu perkembangan pada aspek sosial-emosinya. Studi menunjukan bahwa pondasi sosial-emosi pada masa kanak-kanak sangat berdampak pada sikap dan perilaku anak di masa depan. Hal tersebut juga berdampak pada kualitas akademik, perjalanan karir, dan kesehatan anak setelah dewasa.
Berikut merupakan beberapa kegiatan yang juga dapat diterapkan orang tua untuk membangun keterampilan sosial-emosi anak sejak dini bersama keluarga di rumah versi National Association for the Education of Young Children:
Bermain peran dengan boneka
Guru seringkali menggunakan media boneka untuk mengetahui konflik yang dialami murid. Teknik penggunaan boneka ini dapat juga digunakan di rumah. Boneka dapat mengenalkan berbagai perasaan seperti bahagia, sedih, marah kepada anak. Anak juga sering kali mengungkapkan perasaannya kepada boneka.
Mengerjakan pekerjaan bersama
Daripada meminta anak untuk mengerjakan suatu pekerjaan sendiri, lebih baik untuk mengerjakannya bersama. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan berdua seperti mencuci dan menjemur baju, menyiapkan sarapan, menghias taman, mengecat tembok, atau menyapu halaman. Contohnya pada kegiatan menyapu lantai, orang tua dapat membantu mereka dengan memberikan sapu yang sama namun dengan ukuran yang berbeda, atau menyediakan kuas kecil jika kegiatan yang dipilih adalah mengecat tembok.
Membacakan dongeng sebelum tidur
Kegiatan membacakan dongeng kepada anak sebelum tidur pada sebagian besar keluarga di Indonesia belum menjadi hal umum atau kebiasaan yang dilakukan secara rutin. Kegiatan semacam ini sering kita temukan di film keluarga atau TV Show produksi barat. Ternyata, dongeng sebelum tidur bisa jadi andalan orang tua untuk membangun keterampilan sosial-emosi anak. Sebagai aktivitas terakhir anak sebelum tidur, membacakan dongeng merupakan waktu yang ideal untuk bercerita tentang perasaan. Mendiskusikan peristiwa dan karakter tokoh di dalam cerita. Hal itu dapat menjadi pengantar yang baik dengan mengajak anak untuk berbagi pendapat dan perasaannya melalui pertanyaan, “menurut kamu apa yang harus dia lakukan? Bagaimana menurut kamu tentang perasaan perempuan itu? Apa yang bakal kamu lakukan kalau ade yang jadi perempuan itu?”
Bermain permainanKartu, permainan papan (board game), dan bermain di luar merupakan arena bagi anak untuk membantu mereka belajar mengambil giliran, bekerja sama, mengolah emosi, dan keterampilan sosial-emosi lainnya. Saat bermain bersama, fokus kepada hal-hal yang menyenangkan daripada menang atau kalah.
Penulis : Adhit Cahyo Prasetyo (Kontributor ALPHAMOR)
Penyunting : Novia Anggraeni (Tim ALPHAMOR)
Bacaan lebih lanjut:
Damon E. Jones et. al, “Early Social-Emotional Functioning and Public Health: The Relationship Between Kindergarten Social Competence and Future Wellness,” American Journal of Public Health 105(11) (2015): 2283-2290.
https://www.naeyc.org/our-work/families/building-social-emotional-skills-at-home